Info Unik dan Menarik

Misteri Buku Tatang Sutarman

Foto Buku Tatang Sutarman

Spoiler untuk 1:

Dalam acara Kick Andy pun. Buku Tatang Sutarman dikupas habis dan dibagikan secara cuma-cuma
Spoiler untuk 2:


Bahkan Presiden pun…
Spoiler untuk 4:

Hingga….
Spoiler untuk 3:

” Peringatan : Postingan ini hanya untuk hiburan semata. Mohon jangan disalah artikan.Terima kasih”

Info Misteri Kematian Bruce Lee Akhirnya Terjawab

Kematian Bruce Lee memang masih menyisakan misteri hingga saat ini, banyak pihak yang berspekulasi tentang penyebab kematiannya. Namun mantan produser film Lee, Raymond Chow, memberikan statemen yang tegas bahwa kematian Lee murni karena kecelakaan.

Menurut pengetahuan Chow, Lee meninggal dunia secara tiba-tiba pada usia 32 tahun karena dia mengkonsumsi obat sakit kepala yang salah. Kematiannya di rumah aktris Hong Kong, Betty Ting Pei, pada tahun 1973 silam karena edema atau pembengkakan di otaknya, membuat orang berspekulasi negatif.

Hingga pada akhirnya santer beredar isu miring bahwa Lee meninggal karena pengaruh narkoba yang meracuninya, dan dia juga dikabarkan memiliki hubungan gelap dengan Ting. Tetapi Chow membantah semua tuduhan itu. Menurutnya, Lee meninggal tiba-tiba karena meminum obat sakit kepala yang mengandung unsur equigesic, dimana Lee sangat sensitif terhadap bahan kimia itu.

"Jadi garis besarnya, itu adalah kecelakaan," kata Chow yang juga merupakan salah satu perintis didirikannya studio film Golden Harvest yang sangat populer di Hong Kong. Hanya saja kejadian naas itu kebetulan terjadi di rumah Ting, yang tidak tahu apa-apa perihal masalah alergi Lee tersebut.

Sebenarnya Chow juga merasa terpukul karena kepergian Lee, dan terpaksa tidak jadi meneruskan produksi film GAME OF DEATH yang juga dibintangi oleh Lee. "Saya tidak berpikir tentang hal lain seperti masalah perusahaan atau karir. Pada saat itu hal yang terpenting adalah saya merasa kehilangan seorang teman yang sangat baik," ujarnya lirih.
batam11 is offline Report Post Reply With Quote
w4zk0n is offline  

Misteri Kursi Bernomor 13 di Pesawat Batavia Air

Tahukah Anda, konon tidak ada kursi penumpang di pesawat terbang yang bernomor 13 di dunia ini? Meski banyak yang tidak percaya, namun tahyul di jagad raya ini mempercayai angka 13, dikaitkan dengan kejadian sial atau mengerikan.

Namun di Indonesia, pesawat Batavia Air dengan nomor penerbangan YG - 561 dari Jakarta tujuan Pekanbaru, hari Minggu ((25/11/2011) petang, memberikan tiket penumpang bernomor 13A dan 13B kepada Nyonya Mardiana dan suaminya. Mulanya, Mardiana merasa heran, sebab setelah puluhan kali naik pesawat, baru kali ini dia mendapat kursi bernomor 13. Namun dia mendiamkan saja.


Keanehan mulai terjadi saat Mardiana dan suaminya naik ke pesawat. Ternyata kursi bernomor 13 memang tidak ada. Setelah kursi nomor 12, yang ada di deretan selanjutnya adalah kursi bernomor 14. Ketika disampaikan perihal nomor tiket itu kepada pramugari yang bernama Ira Maei, dia langsung terheran-heran.


"Tidak ada nomor 13 di pesawat ini, ada kesalahan, namun ibu dan bapak dapat duduk di kursi nomor 14A dan 14B ini saja dahulu," kata Ira menenangkan.


Tidak lama kemudian, muncul seorang pria tinggi besar yang menyebutkan dia memiliki tiket bernomor 14 A dan seorang penumpang lain yang belakangan diketahui bernama Rizal, pegawai Kantor Bea dan Cukai Riau yang memegang tiket bernomor 14B.


Masalah mulai muncul, dan pramugari Hindri Astutik dan Juni Cahyati mulai terlihat kasak kusuk memanggil petugas darat untuk membantu menyelesaikan persoalan. Setelah beberapa lama, seluruh penumpang telah naik ke pesawat. Ternyata, ada tersisa dua kursi yang belum diduduki penumpang. Akhirnya pramugari mengarahkan Rizal untuk duduk di kursi bernomor 2B dan pria bertubuh tinggi besar di kursi 11E yang kosong. Pesawat berkapasitas 168 orang itu penuh total. Tidak ada lagi kursi tersisa.


Namun akibat insiden kursi bernomor 13A dan 13B, jadwal pesawat yang semestinya tebang pukul 16.50, pintu pesawat baru dapat ditutup pada pukul 17.10 dan terbang pukul 17.30. Tidak ada kejadian apapun sepanjang perjalanan dari Jakarta ke Pekanbaru, cuaca cukup bagus.


Hanya saja sesaat sebelum mendarat, tubuh pesawat bergoyang, oleng ke kiri dan ke kanan, tidak stabil, sehingga membuat penumpang cukup cemas. Untungnya, Kapten Pilot Hendra Sutrisno mampu mendaratkan pesawat dengan baik. Ketika mendarat, bahkan ada penumpang yang bertepuk tangan.


Sebelum turun dari pesawat, Mardiana dan suaminya masih penasaran, mengapa mereka diberi nomor kursi 13 A dan 13B. Pramugari Juni Cahyati mengatakan, masalah itu disebabkan petugas darat Batavia, mungkin tidak mengecek bahwa pesawat Batavia yang satu ini, tidak memiliki kursi bernomor 13.


"Memangnya ada pesawat yang bernomor kursi 13?" tanya suami Ny Mardiana. Juni mengungkapkan, ada satu pesawat Batavia di Indonesia, yang memiliki nomor kursi 13. Kalau pernyataan Juni diasumsikan benar, mengapa hanya Ny Mardiana dan suaminya yang mendapat nomor kursi 13?


Bukankah kalau penumpang penuh, semestinya, ada empat penumpang lain yang memegang tiket bernomor 13C, 13D, 13E dan 13F? Belum ada jawaban misteri kursi bernomor 13A dan 13B itu, kecuali pihak Batavia mau jujur membukanya kepada publik.


Atau, jangan-jangan petugas darat Batavia Air memang tidak profesional. Contoh ketidakprofesional lainnya, sebelum masuk ke pesawat, penumpang Batavia yang berada di ruang tunggu C7 tujuan Pekanbaru harus masuk ke pesawat melewati pintu C5, sementara pada saat bersamaan, penumpang yang berada di ruang tunggu C5 tujuan Batam dipindahkan ke jalur C7.

Koridor bandara akhirnya kacau penuh sesak, penumpang dari dua arah berlawanan bersinggungan karena hendak bergegas naik ke pesawat.